DUTA MASKER

 




DUTA MASKER

Ahmad Maulana, biasa dipanggil Ahmad adalah murid kelas V SD Pembangunan Bangsa yang merasa terusik dengan situasi dan kondisi saat ini. Dengan segala keterbatasannya ia merasa prihatin terhadap pemberitaan perkembangan Covid 19 atau lebih dikenal dengan Corona di daerah tempat tinggalnya. Telingganya mulai akrab dengan suara sirine ambulan yang sebelumnya jarang ia dengar. Sudah beberapa hari ini bersliweran suara sirine ambulan yang melintas di jalan dekat rumahnya. Dari pagi sampai malam, dari waktu ke waktu suara sirine ambulan menemani kesehariannya. Ahmad hanya bisa menarik nafas panjang setiap suara sirine ambulan terdengar, Ahmad bergumam “siapa lagi yang menjadi korban corona hari ini”.

Sudah beberapa lama Ahmad tidak bertemu dengan ibu bapak guru di sekolah, dengan teman-teman satu kelas maupun satu sekolahnya. Ahmad mulai kangen dengan petuah-petuah atau nasehat-nasehat ibu bapak guru, kangen dengan guru idolanya, kangen bermain dan belajar bersama teman-teman sekolahnya. Ahmad kangen sekali dengan suara ibu guru yang khas, yang jelas menerangkan kata demi kata apa yang perlu dipahami ia dan teman-temannya. Ahmad kangen dengan canda tawa bermain bersama teman-teman di teras atau halaman sekolahnya.

Ahmad kini akrab dengan HP untuk mengikuti pelajaran dari ibu guru, harus menyimak dengan seksama apa yang diterangkan ibu guru, juga harus mengerjakan seabrek tugas tanpa bertemu teman-temannya. Tidak ada lagi belajar bersama, tidak ada lagi diskusi dengan teman-temannnya dan yang paling menyedihkan tidak ada lagi senyum, tawa ceria teman-teman sekolahnya. Awal belajar di rumah dengan HP terasa berat karena belum terbiasa, tetapi mau tidak mau Ahmad harus mengikuti petunjuk, pelejaran maupun bimbingan dari ibu guru dan kedua orang tuanya. Ahmad harus menerima dan menyadari pentingnya belajar demi mencapai cita-citanya. Ahmad menyadari masa depannya masih panjang dan akan meraih sukses apabila belajar dengan sungguh-sungguh dan penuh disiplin seperti yang berulang kali disampaikan ibu guru dan kedua orang tuanya.

Ahmad mulai terbiasa dan dapat mengikuti belajar dengan system baru yang menggunakan HP dan disebut belajar daring. Setiap hari Ahmad mengikuti pelajaran dengan penuh disiplin dan penuh semangat mengikuti pelajaran dari ibu guru. Segala hal yang disampaikan dan diajarkan ibu guru dia ikuti dengan sungguh-sungguh. Tugas-tugasnya selalu Ahmad kerjakan sampai tuntas. Ahmad tidak akan menyia-nyiakan harapan dan kepercayaan orang tuanya yang sudah menyediakan HP dan Kuota untuk mengikuti pelajaran dari ibu guru. Ahmad ingin membahagiakan kedua orang tuanya kalau sudah besar nanti, ingin tetap menjadi juara kelas seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tidak terasa sudah hampir 1 tahun lamanya Ahmad belajar dari rumah, kadang muncul kejenuhan dalam belajar, kadang teringat bermain bersama teman-temannya di sekolah, kadang marah dengan keadaan ini tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Hari demi hari, waktu demi waktu ada saja yang sakit Covid 19 atau Corona, bahkan tidak sedikit saudara, tetangga dan nama-nama yang ia kenal ada yang meninggal. Ahmad mulai berfikir dan merasakan betapa bahayanya penyakit corona,  betapa mengerikan kalau sampai terkena virus Corona. Ahmad mulai menyimak akan pentingnya 4 M yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Perasaan Ahmad mulai resah, saat melihat tetangga-tetangganya, orang-orang di pasar dekat rumahnya yang mengabaikan 4 M. Ahmad mulai menyadari pesan dari ibu guru dan kedua orang tuanya akan pentingnya melaksanakan 4 M, supaya dapat terhindar dan tertular virus Corona. Ahmad menyadari tentang pentinggnya tetap berada di rumah, tentang pentingnya menjaga kebersihan, tentang pentingnya minum vitamin, menjalankan pola hidup sehat dan tidak kalah pentinggnya untuk selalu mengingatkan angota keluarganya agar disiplin melaksanakan 4 M.

Bertambah waktu, hari dan bulan semakin banyak yang tertular virus Corona dilingkungan tempat tinggal Ahmad dan beberapa temannya mulai berkurang yang mengikuti pelajaran ibu guru karena tertular virus Corona. Ahmad sedih melihat keadaan ini dan bingung memikirkan harus berbuat apa. Jangan-jangan dia atau anggota keluarganya yang akan tertular virus corona, dan bagaimana menghentikan penyebaran virus corona. Ahmad melihat kebanyakan tetangganya tidak disiplin melaksanakan 4 M terutama dalam menggunakan masker.

Malam itu setelah makan malam bersama adik dan kedua orang tuanya, Ahmad menyampaikan usulan kepada orang tuanya untuk membantu tetangga dan teman-temannya supaya dapat menggunakan masker secara disiplin. Ahmad mengusulkan untuk bagaimana caranya tetangga dan teman-temannya dapat terus menggunakan masker saat berada di luar rumah. Kedua orang tuanya setuju dan mendukung usulan Ahmad, maka saat pelajaran berlangsung ia mengusulkan kepada ibu guru untuk bisa membantu tetangga dan teman-temannya dalam mengunakan masker. Ahmad mengusulkan kepada ibu guru, agar teman-teman yang punya masker lebih menyumbangkan sebagian miliknya, dikumpulkan dan akan disumbangkan kepada yang membutuhkan. Ide Ahmad disetujui ibu guru dan teman-temannya, maka sejak itu siswa SD Pembangunan Bangsa beramai-ramai mengumpulkan kelebihan masker yang dimilikinya.

Hari itu hadir ibu Kepala Sekolah, ibu Bapak Guru dan beberapa orang tua untuk menyampaikan sumbangan masker dan dibagikan kepada yang membutuhkan. Ibu Kepala Sekolah berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan pengumpulan masker, dan menyampaikan bahwa ide pertama pengumpulan masker adalah dari Ahmad Maulana siswa kelas 5. Sebagai ungkapan rasa terima kasih sejak hari itu Ahmad dikukuhkan menjadi Duta Masker SD Pembangunan Bangsa.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama