Imam ahli hadits itu levelnya kalau menurut ane udah high class banget, bro. Jadi kalau zaman now mah maybe udah selevel Profesor Doktor or Guru Besar.
- IMAM AHMAD 164
- IMAM ADDARIMI 181
- IMAM BUKHORY 194
- IMAM ABU DAUD 202
- IMAM MUSLIM 204
- IMAM IBN MAJAH 209
- IMAM TIRMIDZY 279
- IMAM NASAI 225
- Imam Ahmad
- Imam Bukhari
- Imam Muslim
- Imam Daud
- Imam Tirmidzi
- Imam Nasa'i
- Imam Ibnu Majah
Agan bisa ngebayangin kan gimana jadinya ibadah kita jika berdasar pada informasi yang hoax. Seolah atau seperti dari Rasul SAW padahal Rasul SAW tidak mencontohkannya. Dangerous kan? Sampai-sampai Rasul SAW pernah bersabda:
عَنْ الْمُغِيرَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ. من كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Dari al-Mughirah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang yang lain. Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. [HR. Al-Bukhâri, no. 1229]. Referensi dari sini
Kita musti bersyukur bro, karena dengan adanya disiplin ilmu Mutsholah Hadits maka umat Islam terjaga ibadahnya dari kemungkinan-kemungkinan sumber informasi yang hoax alias boong, tak bersambung ke Nabi SAW. Padahal, kita kan pengen banget ibadah kita itu persis atau mirip dengan ibadahnya Nabi SAW. Buat apa juga kan jika Allah kasih kita Rasul sebagai suri tauladan yang baik (uswah hasanah) tapi nyatanya ibadah kita jauh dari apa yang dicontohkan beliau SAW.
Imam Bukhari
Ia terlahir di Bukhara pada 13 Syawal 194 H
bertepatan dengan 21 Juli 810 M. Beliau adalah ahli hadis termasyhur. Imam Bukhari dijuluki amirul mukminin
fil hadits atau pemimpin kaum mukmin dalam hal ilmu hadis. Nama lengkapnya Abu
Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fi
al-Bukhari.
Tak lama setelah lahir, Imam Bukhari kehilangan
penglihatannya. Bersama gurunya Syekh Ishaq, ia menghimpun hadits-hadis shahih
dalam satu kitab, dari satu juta hadis yang diriwayatkan 80 ribu perawi
disaringnya menjadi 7.275 hadis. Ia menghabiskan waktunya untuk menyeleksi
hadits shahih selama 16 tahun. Shahih Bukhari adalah salah satu karyanya yang
paling fenomenal.
Imam Muslim
Imam Muslim lahir pada 204 H atau 819 M. Ada
pula yang berpendapat beliau lahir pada tahun 202 H atau 206 H. Seorang ahli
hadis kontemporer asal India, Muhammad Mustafa Azami, lebih menyetujui
kelahiran Imam Muslim pada 204 H. Azami dalam Studies In Hadith
Methodology and Literature, mengatakan, sejarah tidak dapat melacak garis
keturunan dan keluarga sang imam.
Sejarah hanya mencatat aktivitas Imam Muslim dalam
proses pembelajaran dan periwayatan hadis. Pada masa beliau, rihlah
(pengembaraan) untuk mencari hadis merupakan aktivitas yang sangat penting.
Imam Muslim pun tak ketinggalan mengunjungi hampir seluruh pusat-pusat
pengajaran hadis. Adz-Dzahabi dalam karyanya Tadzkirat al-Hufazh
menyebutkan bahwa Imam Muslim mulai mempelajari hadis pada 218 H. Ia
menulis kitab Al-Musnad ash-Shahih atau yang lebih dikenal dengan
Shahih Muslim. Kitab yang satu ini menempati kedudukan istimewa dalam tradisi
periwayatan hadis. Dan, dipercaya sebagai kitab hadis terbaik kedua setelah
kitab Shahih Bukhari karya Imam Bukhari.
Imam Abu Dawud
Ia bernama lengkap Sulaiman bin al-Asy'ats bin
Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amru bin Amir al-Azdi al-Sijistani. Dunia Islam
menyebutnya Abu Dawud. Beliau adalah seorang imam ahli hadis yang sangat teliti
dan merupakan tokoh terkemuka para periwayat hadis. Ia dilahirkan pada tahun
202 H/817 M di Sijistan.
Menurut Syekh Muhammad Said Mursi, dalam
Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Imam Abu Dawud, dikenal sebagai
penghafal hadis yang sangat kuat. Ia menguasai sekitar 500 ribu hadis. Sejak
kecil, Abu Dawud sudah mencintai ilmu pengetahuan.
Imam At-Tirmizi
Imam At-Tirmidzi adalah orang pertama yang
mengelompokkan hadis dalam kategori hasan, di antara sahih dan dhaif. Imam
At-Tirmidzi adalah satu dari enam ulama hadis terkemuka. Nama besarnya mengacu
kepada tempat kelahirannya, yaitu Turmudz, sebuah kota kecil di bagian utara
Iran.
Nama lengkapnya Muhammad bin Isa bin Saurah bin
Adh-Dhahak As-Salami Al-Bughi. Ia sering dipanggil Abu Isa. Lahir pada bulan
Zulhijjah tahun 209 Hijrah. Yusuf bin Ahmad al-Baghdadi, menuturkan, Abu
Isa mengalami kebutaan pada masa menjelang akhir usianya.
Semenjak kecil, At-Tirmidzi sudah gemar
mempelajari berbagai disiplin ilmu keislaman, termasuk ilmu hadis. Ia mulai
mempelajari ilmu hadis ketika berumur 20 tahun di sejumlah kota-kota besar di
wilayah kekuasaan Islam saat itu, di antaranya adalah Kota Khurasan, Bashrah,
Kufah, Wasith, Baghdad, Makkah, Madinah, Ray, Mesir, dan Syam.
Ibnu Majah
Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini. Ia dilahirkan pada tahun 207 Hijriah dan meninggal pada hari selasa, delapan hari sebelum berakhirnya bulan Ramadan tahun 275. Ia menuntut ilmu hadis dari berbagai negara hingga beliau mendengar hadis dari madzhab Maliki dan Al Laits. Sebaliknya banyak ulama yang menerima hadits dari beliau. Ibnu Majah menyusun kitab Sunan Ibnu Majah, salah satu kitab yang masuk dalam Kutub As-Sittah.