Tak kenal maka ta'aruf: Siapa saja sih para imam ahli Hadits Nabi SAW?

Ceritnya gini, bro

Tadi tuh, ane bareng komunitas seperti biasa Ngaji Online Ba'da Shubuh.  Bertempat di majlis ilmu zoom meeting.  Nah pas ane bawain PODCAST hadits yang pada edisi hari Kamis, 07 September 2021 M bertepatan dengan 30 Shaffar 1443 Hijriyyah bertemakan about Do'a Keluar dari WC, ane liat haditsnya itu diriwayatkan oleh Imam Ad Darimi.  

Penasaran juga nih, Bro.. siapa sih Imam Ad Adarimi itu? makanya ane langsung searching and browsing, bro.  Trus ane kefikiran buat nulis profil para imam ahli hadits yang terkenal.  So, gegara itulah maka tulisan ini terlahir. Begono bro.

Imam ahli hadits itu levelnya kalau menurut ane udah high class banget, bro.  Jadi kalau zaman now mah maybe udah selevel Profesor Doktor or Guru Besar.  

Nih, ane udah sortir berdasar urutan tahun lahir para imam tersebut dari yang tertua (duluan lahir) hingga yang termuda (yang lahir paling belakangan) mengacu pada perhitungan tahun Hijriyyah.
  1. IMAM AHMAD       164 
  2. IMAM ADDARIMI  181
  3. IMAM BUKHORY   194
  4. IMAM ABU DAUD  202
  5. IMAM MUSLIM      204
  6. IMAM IBN MAJAH 209
  7. IMAM TIRMIDZY  279
  8. IMAM NASAI          225

Tapi kalau merujuk pada istilah As-Sab'ah atau Tujuh Imam Ahli Hadits yang cukup terkenal maka urutannya jadi gini, bro:
  1. Imam Ahmad
  2. Imam Bukhari
  3. Imam Muslim
  4. Imam Daud
  5. Imam Tirmidzi
  6. Imam Nasa'i
  7. Imam Ibnu Majah
Yang bikin ane salut tuh, spirit literasi mereka keren banget, Bro.  Daya juang baca and nulis para Imam ahli Hadits itu top banget dah!  Coba dweh mas Bro bayangin! (jangan bayangin cewek terus, bro! wkwkwk...), meski zadul, zaman doeloe belom ada kemajuan IT secanggih zaman now, mereka terbukti mampu melahirkan karya berjilid-jilid  Padahal belum ada Blog, Youtube, WhatsApp, Instagram, Telegram, Facebook, de el el.  

Udah gitu, sumber pemberitaan mengenai sabda-sabda Rasul SAW, perbuatan Rasul SAW dan pembiaran atau persetujuan Rasul SAW atas perbuatan sahabat-sahabat Rasul SAW itu benar-benar ditelusuri validitas (keabsahan)-nya dan kredibilitas jalur periwayatan beritanya atau bahasa kerennya itu keshahihannya.  Aspek kebersambungan sanad (ittishal al sanad), kualitas periwayatnya (tsiqoh, atitudenya adil dan hafalannya kuat or dhobit), pokokny bener-bener safety dari unsur-unsur penyakit (syaz and ilat).  

Nah, bro sehingga dengan begono maka berita tentang apapun yang telah dikatakan, diperbuat dan disetujui Nabi SAW benar-benar BAL (Benar, Akurat, Lengkap).  Padahal beda zaman banget antara tahun-tahun kehidupan Nabi SAW dan tahun hidupnya para imam ahli hadits.  Selevel Imam Bukhary, hadits-haditsnya tuh sangat terseleksi dengan ketat sehingga terminimalisir dari pemberitaan-pemberitaan yang hoax.

Agan bisa ngebayangin kan gimana jadinya ibadah kita jika berdasar pada informasi yang hoax.  Seolah atau seperti dari Rasul SAW padahal Rasul SAW tidak mencontohkannya.  Dangerous kan?  Sampai-sampai Rasul SAW pernah bersabda:



عَنْ الْمُغِيرَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ. من كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ


Dari al-Mughirah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang yang lain. Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. [HR. Al-Bukhâri, no. 1229]. Referensi dari sini


Kita musti bersyukur bro, karena dengan adanya disiplin ilmu Mutsholah Hadits maka umat Islam terjaga ibadahnya dari kemungkinan-kemungkinan sumber informasi yang hoax alias boong, tak bersambung ke Nabi SAW.  Padahal, kita kan pengen banget ibadah kita itu persis atau mirip dengan ibadahnya Nabi SAW.  Buat apa juga kan jika Allah kasih kita Rasul sebagai suri tauladan yang baik (uswah hasanah) tapi nyatanya ibadah kita jauh dari apa yang dicontohkan beliau SAW.


Pokoknya musti bangga dweh dengan adanya ilmu tentang sanad ini. Sanad itu istimewa banget, bener-bener spesial bro, keren! karena sanad hanya dimiliki ummat Islam, tidak yang selainnya. Sanad itu berupa sistem periwayatan info-info tentang apa yang pernah dikatakan Nabi SAW, diperbuat Nabi SAW dan disetujui Nabi SAW.

Sanad itu merupakan jalur atau anggaplah jembatan penutur/periwayat (rawi) hadits. Sanad terdiri dari seluruh para penutur/informan mulai dari orang yang menuliskan hadits tersebut dalam kitab haditsnya hingga nyambung ke Rasulullah SAW. Sanad, mencerminkan benar atau hoaxnya sebuah berita.  Sanad menunjukan asli atau palsunya suatu riwayat. 

Terkait sanad, maka ini sekedar gambaran saja, bro:
Al-Bukhari > Musaddad > Yahya > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW
Coba simak, dari mulai Imam Bukhari Sang Penulis Hadits Nabi SAW, nyambung berita yang beliau tuliskan ke dalam kitabnya, nyambung dari mulai beliau dapat dari Musaddad, musaddadnya dari Yahya, Yahyanya dapat dari Syu'bah, lalu Syu'bah dari Qatadah, dan Qatadah dapat dari Anas, lalu Anas sendiri dapat infonya langsung dari Nabi SAW.  Keren kan?!

Nah, buat nambah-nambah wawasan kita seputar para ulama penulis kitab hadis, ini ane dapat sumber dari sini yang ane akses pada hari Kamis tertanggal 07/10/2021 pukul 07.21 WIB.  Ya, meski belum lengkap sih, but moga aza sedikit banyaknya bisa jadi tambahan ilmu and pemahaman kita, bro.


Imam Bukhari

Ia terlahir di Bukhara pada 13 Syawal 194 H bertepatan dengan 21 Juli 810 M. Beliau adalah ahli hadis termasyhur. Imam Bukhari dijuluki amirul mukminin fil hadits atau pemimpin kaum mukmin dalam hal ilmu hadis. Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari.

Tak lama setelah lahir, Imam Bukhari kehilangan penglihatannya. Bersama gurunya Syekh Ishaq, ia menghimpun hadits-hadis shahih dalam satu kitab, dari satu juta hadis yang diriwayatkan 80 ribu perawi disaringnya menjadi 7.275 hadis. Ia menghabiskan waktunya untuk menyeleksi hadits shahih selama 16 tahun. Shahih Bukhari adalah salah satu karyanya yang paling fenomenal.


Imam Muslim

Imam Muslim lahir pada 204 H atau 819 M. Ada pula yang berpendapat beliau lahir pada tahun 202 H atau 206 H. Seorang ahli hadis kontemporer asal India, Muhammad Mustafa Azami, lebih menyetujui kelahiran Imam Muslim pada 204 H. Azami dalam  Studies In Hadith Methodology and Literature, mengatakan, sejarah tidak dapat melacak garis keturunan dan keluarga sang imam.

Sejarah hanya mencatat aktivitas Imam Muslim dalam proses pembelajaran dan periwayatan hadis. Pada masa beliau, rihlah (pengembaraan) untuk mencari hadis merupakan aktivitas yang sangat penting. Imam Muslim pun tak ketinggalan mengunjungi hampir seluruh pusat-pusat pengajaran hadis. Adz-Dzahabi dalam karyanya  Tadzkirat al-Hufazh menyebutkan bahwa Imam Muslim mulai mempelajari hadis pada 218 H.  Ia menulis kitab Al-Musnad ash-Shahih atau  yang lebih dikenal dengan  Shahih Muslim. Kitab yang satu ini menempati kedudukan istimewa dalam tradisi periwayatan hadis. Dan, dipercaya sebagai kitab hadis terbaik kedua setelah kitab Shahih Bukhari karya Imam Bukhari.

 

Imam Abu Dawud

Ia bernama lengkap Sulaiman bin al-Asy'ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amru bin Amir al-Azdi al-Sijistani. Dunia Islam menyebutnya Abu Dawud. Beliau adalah seorang imam ahli hadis yang sangat teliti dan merupakan tokoh terkemuka para periwayat hadis. Ia dilahirkan pada tahun 202 H/817 M di Sijistan.

Menurut Syekh Muhammad Said Mursi, dalam Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Imam Abu Dawud, dikenal sebagai penghafal hadis yang sangat kuat. Ia menguasai sekitar 500 ribu hadis. Sejak kecil, Abu Dawud sudah mencintai ilmu pengetahuan.


Imam At-Tirmizi

Imam At-Tirmidzi adalah orang pertama yang mengelompokkan hadis dalam kategori hasan, di antara sahih dan dhaif. Imam At-Tirmidzi adalah satu dari enam ulama hadis terkemuka. Nama besarnya mengacu kepada tempat kelahirannya, yaitu Turmudz, sebuah kota kecil di bagian utara Iran.

Nama lengkapnya Muhammad bin Isa bin Saurah bin Adh-Dhahak As-Salami Al-Bughi. Ia sering dipanggil Abu Isa. Lahir pada bulan Zulhijjah tahun 209 Hijrah.  Yusuf bin Ahmad al-Baghdadi, menuturkan, Abu Isa mengalami kebutaan pada masa menjelang akhir usianya.

Semenjak kecil, At-Tirmidzi sudah gemar mempelajari berbagai disiplin ilmu keislaman, termasuk ilmu hadis. Ia mulai mempelajari ilmu hadis ketika berumur 20 tahun di sejumlah kota-kota besar di wilayah kekuasaan Islam saat itu, di antaranya adalah Kota Khurasan, Bashrah, Kufah, Wasith, Baghdad, Makkah, Madinah, Ray, Mesir, dan Syam.


Ibnu Majah

Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini. Ia dilahirkan pada tahun 207 Hijriah dan meninggal pada hari selasa, delapan hari sebelum berakhirnya bulan Ramadan tahun 275. Ia menuntut ilmu hadis dari berbagai negara hingga beliau mendengar hadis dari madzhab Maliki dan Al Laits. Sebaliknya banyak ulama yang menerima hadits dari beliau.  Ibnu Majah menyusun kitab Sunan Ibnu Majah, salah satu kitab yang masuk dalam Kutub As-Sittah.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama