Setiap perjalanan hidup seseorang tentu ada perbedaan diantara satu sama lain, ada pilihan-pilihan tersendiri yang dilalui demi untuk mencapai satu cita-cita hidup yaitu bahagia. Semua manusia menghendaki kesenangan dan kebahagian dalam hidup. Namun ada yang salah kaprah dalam menerjemahkan bahagia itu sendiri. Sebagian merasa bahwa bahagia itu adalah dengan banyaknya harta, tahta dan wanita, dan sering kali ukuran bahagia itu menurut mereka adalah materi duniawiyah. Sebenarnarnya orang yang merasa bahwa materilah ukuran bahagia, maka bisa dikatakan orang tersebut telah berputus asa dengan kemiskinan yang deritanya.
Padahal banyak diantara manusia dari segi materi hanya sederhana saja tapi karena rasa syukur yang dilakukan terpancar aura bahagia dalam hidupnya. Dan sebaliknya banyak manusia yang memliki kekayan danpangkat yang tinggi namun kegelisahan yang terpancar dari raut wajahnya. Disamping itu banyak juga diantara manusia memiliki harta yang banyak namun mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Dan tidak sedikit diantaranya yang memilki pangkat jabatan yang tinggi juga akhir hidupnya dijeruji besi. Itu semua bisa terjadi dikibatkan tipis keimanan dan hilangnya rasa syukur serta sifat qana'ah dalam diri seseorang tersebut.
Maka sesungguhnya untuk bahagia itu cukup sederhana yaitu merasa cukup atas pemberian Allah SWT terhadap diri kita atau yang sering disebut dengan qona'ah. Denagan qonaah akan mampu mengahartarkan sesorang menuju kebahagian sebab akan mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Maka sikap qana'ah adalah salah satu pertanda orang yang bahagia artinya merasa cukup atas pemberian Allah yang akhirnya tidak berkeluh kesah dalam hidup, sehingga rasa syukur akan terus hadir dalam hatinya. Sehingga tidak ada kata gelisah dalam hidup karena dilalui semuanya dengan rasa syukur kepada Sang pencipta.
Qonaah bukan berarti pasrah begitu saja, akan tetapi berikhityar dan bertawakkal kepada Allah SWT. Maka sungguh beruntunglah orang yang memiliki sikap qona'ah dalam diri, karena dengan sikap itulah bisa menghantarkan seseorang memperoleh kebahagian yang sesungguhnya. Dengan demikian tiadak salah jika dikatakan bahagia itu sederhana yaitu merasa cukup atas pemberian Allah SWT , sehingga segala penyakit hati akan hilang dari diri setiap hamba, dan rasa syukur akan selalu hadir. Maka sangat relevan apa yang diutarakan Buya Hamka, jika ingin jadi orang kaya, maka cukupkanlah apa yang ada, pelihara lah sifat qanaah, jangan bernafsu mendapatkan kepunyaan orang lain serta hidup selalu dalam ketaatan kepada sang Maha kaya Allah SWT.
Perlu kita sadari bahwa hidup tidaklah selamanya, akan tetapi ada waktunya dunia akan ditinggalkan dan menuju pertanggung jawaban. Bahagia yang kita idam-idamkan didunia ini hanyalah tipuan yang sangat indah yang banyak menjerumuskan manusia kejalan kesesatan. Maka cukupkanlah apa yang ada sebab baik sedikit atau banyak itu adalah nikmat Allah SWT.Wallahu a'lam.
#belajarmenulis#menulis#danmenulis#
Paluta, 13 Oktober 2021
Miswar Harahap