Resume dari Sesi Podcast Hadits KangAsep: Kurikulum Pendidikan Agama bagi Anak di Keluarga

Bermanfaat sekali ilmu yang didapat dari Ngaji Online setiap ba'da shubuh di Majlis Ilmu Komunitas KangAsep.  Selain memang aku pribadi senantiasa haus akan tambahan ilmu, juga aku membutuhkan study banding dari beragam sumber keilmuan terutama yang mendukung posisiku di hadapan Penciptaku baik sebagai orangtua bagi anak-anakku di keluarga maupun sebagai pendidik di sekolah tempatku bekerja.

Seperti kata KangAsep bahwa penting sekali bagi kita sebagai orangtua zaman now untuk mulai mewaspadai asupan gizi bagi jiwa anak-anak kita di rumah, masukan berupa kurikulum agama bagi kehidupannya.  Mulailah untuk mengevaluasi gerangan apa saja yang sudah kita berikan kepada mereka, gerangan apa saja yang telah dikonsumsi oleh anak-anak kita di rumah. Bagaimanapun kita sebagai orangtua akan dimintai pertanggungjawaban dari hal pendidikan anak-anak kita sendiri.  Hisab akhirat menanti kita.  Melalui podcast Hadits di setiap ba'da shubuh, KangAsep mengajak kita para orangtua dan juga pendidik untuk mulai membuat semacam kurikulum pendidikan agama di keluarga.  Semisal saja bagi anak usia PAUD, TK dan SD di kelas bawah harus sudah diajarkan untuk memahami pentingnya hidup bersih dan cara bersuci dengan benar sesuai contoh pembiasaan dari Nabinya.

Kurikulum pendidikan agama bagi anak-anak di tengah-tengah keluarga bisa merujuk pada tema per tema atau bab per bab dalam kumpulan hadits-hadits Nabi saw yang telah disusun oleh Imam Ibn Hajar al Asqolany.  Imam ahli penulis hadits ini jika di zaman now bisa jadi selevel professor doktor atau guru besar.  Imam Ibn Hajar al Asqolany ini sangat literat sekali dan salah satu karya literasinya adalah Kitab yang beliau beri judul BULUGHUL MARAM. Bulughul Maram atau Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam, disusun oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani (773 H - 852 H). Kitab ini merupakan kitab hadits tematik yang memuat hadis-hadis yang dijadikan sumber pengambilan hukum fikih (istinbath) oleh para ahli fikih. Kitab ini menjadi rujukan utama khususnya bagi fikih dari Mazhab Syafi'i. Kitab ini termasuk kitab fikih yang menerima pengakuan global dan juga banyak diterjemahkan di seluruh dunia.

KangAsep memberi gambaran perumusan kurikulum pendidikan agama untuk anak-anak di keluarga kita semua.  Beliau mengatakan bahwa awali saja dengan bab bersuci atau Thaharah, lalu jika seluruh hadits di bab ini telah diajarkan semua kepada anak-anak kita maka selanjutnya naik ke level berikutnya yakni bab Shalat.  Ajarkan semua anak tentang tata cara shalat sesuai contoh Nabi mereka, bukan contoh dari tetangga, heheh begitu jika KangAsep sudah mulai bercanda namun tetap dalam koridor tholabul 'ilmi.  Kemudian lanjut ke bab-bab setelah itu diantaranya; seputar Jenazah, Zakat, Puasa, Hajji, Jual Beli, Pernikahan, Pidana, Hudud, Jihad, Makanan, Sumpah, Memutus Perkara, Memerdekakan Budak dan Kelengkapan dan Adab (Akhlaq).

Sepekan bisa didesain sedemikian rupa misal dari bab awal di malam Ahad dan Rabu, sedangkan bab akhir yakni bab Adab di setiap malam Senin dan Kamis.  Paling tidak sepekan minimal empat malam seluruh anak berjumpa dengan apa yang pernah disabdakan Rasulullah saw, seolah melihat apa yang pernah diperbuat Nabi saw dan memahami apa-apa yang pernah disetujui oleh Nabi Muhammad saw terhadap perilaku sahabat-sahabat beliau.

Untuk program al-Qur'an mulailah dengan bab tahsin dan tajwid dulu, lalu hafalan (hifdzil qur'an).  Sungguh beruntung memiliki anak-anak yang semuanya merupakan para penghafal ayat-ayat Allah.  Kelak di akhirat kita sebagai orangtuanya akan dihadiahi jubah atau baju kemuliaan oleh Allah SWT tersebab keshalihah anak-anak kita.

Keuntungan lain yang kudapat dari program Ngaji Online bersama majlis ilmu Komunitas KangAsep adalah aku mendapat tambahan wawasan seputar materi pembelajaran dan cara penyampaiannya bagi anak didikku di sekolah tempat kubekerja sebagai Guru.  Entah kita sebagai Guru Mapel atau pun Wali Kelas sebaiknya mulailah menyisipkan ayat-ayat Allah dan sunnah-sunnah Nabi-Nya untuk para peserta didik kita di sekolah.  Lumayan kan, jika saja dalam sepekan kita berhasil menyampaikan ilmu-ilmu agama bersumber dari Kitab Allah dan Hadits Rasulullah SAW bagi anak didik maka sungguh amazing lompatan amal keshalihah kita, amal jariyah bakal tambah hebat mengalir tiada terputus, kemanfaatan ilmu yang dishare juga luar biasa.  Itulah intisari yang kudapat dari hasil ngaji online di majlis ilmu KangAsep. Sungguh inspiratif dan berimbas pada keakhiratan kita!

Kebetulan sekali aku membutuhkan materi bertemakan kebersihan serta bersuci untuk para peserta didikku di bangku kelas empat khususnya umumnya bagi seluruh jenjang kelas pada kegiatan ekskul wajib Pendidikan Agama Islam di sekolahku.  Pucuk di cinta ulam pun tiba, begitulah jika sudah taqdir-Nya.  Maka salah satunya terkait tema TAYAMUM sungguh sangat bermanfaat sekali.  Dengan adanya bukti-bukti ayat dan hadits Nabi saw yang shahih maka aku pun terhindar dari mal praktik dalam memberikan pembelajaran bagi anak-anak.  Kata KangAsep kita harus makin scientifict approach, pendekatannya saintifik yang berbasis Ilmu, fakta datanya mencukupi, terhindar dari sumber-sumber HOAX yang sesat dan menyesatkan.  Sesat bagi penyampainya dan menyesatkan bagi objek didiknya.  Maa syaa Allah, KangAsep.  Benar-benar berkarakter!

Senin, 18 Oktober 2021 atau 11 Rabii'ul Awwal 1443 H, Allah memberikan kesempatan bagiku untuk  dapat ikut kembali di Majlis Ilmu KangAsep yaitu ngaji online ba'da subuh bersama OZN21 dan SAGUSAPOP.  Di mana beberapa hari ini gangguan sinyal terus melanda, sehingga sudah dua hari ketinggalan acara tersebut, bahkan beberapa kegiatan lain dari SAGUSAPOP ikut juga terkendala. Alhamdulillaah pagi ini ikut gabung kembali walaupun hanya di akhir acara.

Seperti biasa KangAsep menyampaikan Podcast Hadis bertemakan Tayamum.  Adapun hadis yang beliau sampaikan adalah berikut ini :


Hadits tersebut berkaitan dengan hadits sebelumnya di mana ada seorang sahabat Nabi saw yang dalam keadaaan junub namun tidak mendapat air, maka sahabat tersebut beguling-guling di pasir seperti binatang. Dan ketika bertemu dengan Rasul saw, sahabat tersebut menceritakan apa yang telah ia perbuat. Dan rasul langsung mencontohkan bagaimana cara bertayamum yang sebenarnya, yaitu cukup menepuk tanah atau debu dengan kedua telapak tangan lalu mengusap wajah dan tangan.  Meski sedang junub maka cukuplah dengan tayamum seperti yang dicontohkan Nabi saw, tak perlu berguling-guling di tanah bak binatang.

Nah hadits ini juga menjelaskan bagaimana kaifiat tayamum yang benar yaitu cukup menepuk kedua tangan ke tanah dengan dua tepukan, satu tepukan untuk wajah dan satu tepukan lagi untuk kedua tangan. Jadi ketika bertayamum tidak  rumit dan mudah sekali untuk dilakukan, sehingga tidak memberatkan seorang hamba ketika hendak melaksanakan kewajiban sholat misalnya yang mensyaratkan wajib suci dari najis.  

Dari keterangan di atas ada beberapa pelajaran penting yang dipahami diantaranya :

1. Tidak ada yang sulit dalam agama Islam, karena setiap ada kesusahan, maka ada jalan keluar berupa keringanan atau kemudahan yang diberikan Allah kepada hamba-hambanya. Seperti tayamum bagi orang yang kesulitan menemukan air ketika waktu shalat telah tiba, atau mungkin karena dalam keadaan junub sekalipun. 

2. Pelaksanaan tayamum, tidak sama dengan cara wudlu atau mandi sebagaimana menurut sangkaan sahabat ketika junub dan air tidak ada. Ternyata dengan menepuk tanah atau debu lalu mengusap wajah dan tangan. Kewajiban mandi besar disebabkan junub pun atau wudlu dari mensucikan dari dari najis ringan pun sudah gugur dan sudah cukup hanya dengan tayamum tersebut. Tidak perlu berguling-guling di pasir meratakan tanah ke seluruh tubuh karena hal itu tidak pernah dicontohkan Rasulullah saw.

3. Islam sangat mencintai kesucian dan kebersihan, sehingga sangat dianjurkan ketika setiap pelaksanaan ibadah terlebih dahulu dengan bersuci, yaitu bagi yang berhadas kecil dengan wudu, dan yang berhadas besar dengan mandi. Namun ketika kita tidak mendapatkan air atau sedang dalam keadaan sakit atau pun sedangan dalam safat (perjalanan), maka cukuplah dengan tayamum saja.

Sebagai kesimpulan bahwa dalam beragama atau beribadah harus sesuai kemampuan masing-masing, jangan memaksakan diri ketika kita tidak mampu. Ada keringanan atau rukhsah yang tawarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.  Wallahu A'lam.

#belajarmenulis#menulis#menulis#

Paluta, 18 Oktober 2021

Miswar Harahap SAGUSAPOP


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama