Sabar
itu selalu indah
Oleh
: Sri Utami
“Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.” (Q.S
al-Baqarah : 153)
------------------------------
Kehidupan
manusia di dunia ini tidak akan terlepas dari dua hal, yaitu nikmat dan
musibah. Begitu banyaknya nikmat yang diberikan oleh Allah, namun terkadang
datang musibah yang berupa kesusahan dan kesedihan dan kedua hal ini (nikmat
dan musibah) membutuhkan kesabaran dalam menerima dan menyikapinya. Sabar
merupakah salah satu pilar kebahagiaan bagi seseorang yang akan memberikan
ketenangan dan ketentraman di dalam jiwa manusia.
Syaikh Salim mendefinisikan
sabar dalam tiga perkara. Pertama, sabar adalah memelihara (menetapkan) jiwa
pada ketaatan kepada Allah dan selalu menjaganya, dan memeliharanya dengan
keikhlasan serta memperbaikinya atau memperbagus dengan ilmu. Kedua, sabar
adalah menahan jiwa dari maksiat dan keteguhannya dalam menghadapi syahwat dan
perlawanannya terhadap hawa nafsu. Ketiga, sabar adalah keridhaan kepada qada’
dan qadar yang telah ditetapkan oleh Allah tanpa mengeluh di dalamnya dan
keputusasaan.
Sabar
dalam Ketaatan Kepada Allah.Jalan menuju Allah adalah jalan yang penuh dengan
rintangan. Sedangkan jiwa itu tidak dapat istiqamah di atas perintah Allah
dengan mudah. Maka barang siapa yang ingin menundukkan dan mengekangnya maka di
harus bersabar.Sabar dalam ketaatan kepada Allah meliputi tiga hal, yaitu,Sabar
sebelum melakukan ketaatan tersebut, yaitu dengan niat yang benar, ikhlas dan
bersih dari riya’.Sabar ketika menjalankan ketaatan, yaitu dengan tidak lalai
dalam melakukannya dan juga tidak bermalas-malasan.
Sabar
setelah beramal, seseorang tersebut hendaknya tidak menjadi ta’jub dengan
dirinya dan menampakkan apa yang ia punya dalam rangka sum’ah dan riya`. Karena
hal tersebut hanya akan menghapus amalan, pahala dan pengaruh-pengaruh yang
seharusnya dia dapatkan. Sabar dalam ketaatan kepada Allah diantaranya adalah
sabar dalam menuntut ilmu, sabar dalam mengamalkan dan sabar dalam
mendakwahkannya.
Beriman kepada perkara-perkara yang
diperintahkan oleh Allah. Keimanan ini tidak akan terwujud dengan tanpa adanya
ilmu.Beramal shalih, mencakup seluruh amal kebaikan, dhahir maupun batin,
berkaitan dengan hak-hak Allah ataupun hak-hak seorang hamba, ataukah itu
amalan wajib atau sunnah.
Saling
menasehati dalam kebenaran (iman dan amal shalih), saling menasehati dalam
keimanan kepada Allah dan beramal shalih, bersemangat kepadanya dan
mencintainya.Saling menasehati untuk menetapi kesabaran. Bersabar dalam
ketaatan kepada Allah, bersabar dalam menjauhi maksiat kepadaNya, dan bersabar
terhadapt takdir yang telah ditetapkanNya.
Sabar Menjauhi Maksiat.
Barang siapa yang menginginkan surga, maka dia harus bersiap untuk bersabar
karena surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disenangi oleh hawa nafsu.
Terkadang seseorang itu merasa bersabar menjuhi maksiat itu lebih berat
daripada bersabar menjalankan ketaatan. Mungkin seseorang bisa bersabar
melaksanakan shalat malam semalam suntuk, namun dia tidak bisa bersabar jika
diminta meninggalkan perkara-perkara yang disenanginya yang tidak diperbolehkan
oleh syari’at.
Sabar Menerima Takdir.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitab beliau yang sangat agung, menyusun
bab khusus mengenai sabar terhadap takdir, yaitu bab ‘minal īmāni billāhi aṣ-ṣabru
‘alā aqdārillāhi’ (salah satu ciri (bagian) dari keimanan kepada Allah
adalah bersabar tatkala menghadapi takdir-takdir Allah).
Syaikh
Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Macam ketiga dari
macam-macam kesabaran adalah bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan
Allah serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba-Nya. Karena tidak ada satu
gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan
melainkan Allah lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar
menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa,
anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut
ketentuan Allah di alam semesta.
Sabar
adalah pedang yang tidak akan tumpul, tunggangan yang tidak akan tergelincir
dan cahaya yang tidak akan padam. Akan tetapi sabar tidaklah semudah ketika
kita mengucapkannya. Jika tidak, Allah tidak akan memberikan pahala yang besar
untuk orang-orang yang bersabar, seperti dalam firmanNya, yang
artinya “Katakanlah, ‘Wahai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada
Rabb-mu’. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Bumi
Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas.” (Q.S az-Zumār:10).
Betapa
perkara ini merupakan perkara yang tidak mudah karena hidup ini pada hakikatnya
adalah untuk bersabar. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk bisa
bersabar di setiap perkara yang kita hadapi. Baik itu dalam ketaatan kita
kepada Allah dan menjauhi maksiat kepadaNya, juga dalam menetapi taqdirNya yang
tidak pernah kita dapat mengira dan menyangkanya. Allāhu a’lam.