NGAJI SHUBUH TANPA KANG FOUNDER

 

Kemana gerangan Kang Founder pagi ini ya kok tidak ada ikut ngaji online bakda subuh. Siti masuk room urutan ke empat setelah Bu Hj Nunung, Ibu Masrini dan Pak Salim. Sepertinya hari ini semua sibuk dengan aktifias kerjaan di kantor masing-masing. Ibu Imas masuk dan langsung menanyakan murojaah surat apa, beliau hanya punya waktu lima belas menit di room ini karena harus segera ke kabupaten acara MTQ.



Kajian pagi ini dimulai murojaah surat al-Adiyat ayat 7 sampai dengan ayat 11, tanpa diawali doa pembuka majlis meskipun Pak Salim sudah mengingatkannya. Dan murojaahnya pun tanpa bisa share screen ayat-ayatnya, kami buka mushaf masing-masing. Ibu Imas Maswariyah membacakan ayat perayat dan kami mengikutinya ayat perayat pula. Setelah itu kami satu persatu membacanya dan disuruh mengulang apabila ada bacaan yang kurang tepat bacaannya. Namun Siti tidak mendapatkan jatah membaca karena keterbatasan waktu dan diahiri dengan bacaan tasdiq bersama-sama.

Kang Founder tidak membersamai kami maka pagi ini tidak ada podcast hadits dan juga kata-kata penyemangat buat membakar semangat kami untuk memulai aktifitas harian. Kata-kata Kang Founder bisa membuat Siti merubah pola pikir dan juga membuka tirai kebodohan yang menutupi diri ini. Bisa membangunkan kemalasan dari hanya mainan gadget saja bisa memanfaatkan gadget kita ini. Dari email yang hanya diem saja menjadi email yang aktip dan bisa menggugah dari tidur panjang kita.

Podcats hadis yang kami terima setiap pagi juga merubah keseharian kita yang awalnya tidak bernilai ibadah bisa menjadi ibadah setelah kita tahu kesunahan-kesunahan apa yang kita kerjakan dari bangun tidur dan kembali tidur lagi semua diatur dan bisa menjadi ladang amalan kita. Dan juga bisa menjadi backspace dosa-dosa masa lalu kita.

Dari podcast hadits kami ketahui pula masuk pasar saja bisa dibangunkan istana di surga dengan membaca doa yang diajarkan oleh Nabi muhammad saw. Tapi pagi ini karena Kang Founder tidak hadir ya absen dari membaca hadits nabi.

Bunda DR Fenti Inayati pagi ini juga tidah hadir di room karena lagi sibuk menyusun laporan. Sehingga kajian tafsir pun tiada, Pak salim tidak berani karena bukan bidangnya. Ahirnya kajian dilanjut dengan membahas tajwid dari surat al-Adiyat ayat 6 sampai dengan 11 yang difokuskan tentang nun tasdid dan qolqolahnya.

Apabila nun dan mim bertanda tasdid maka wajib dibaca ghunnah yang artinya berdengung. Di surat al-Adiyat ada diayat 6, 7, 8 dan 11 nun bertanda tasdid. Sedangkan untuk qalqalah ada diayat satu sampai delapan. Setelah mendapat penjelasan dari Pak Salim kalau ada nun bertasdid harus dibaca dengung dan kalau qalqalah harus dipantulkan kami mencoba lagi membacanya. Saat ini Siti mendapat giliran kedua untuk membacanya.

 

 

 

Sambonganyar, 23 Nopember 2021

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama