Aku, Founderku dan Sahabat-sahabat Komunitas Sang Founder

Teti Sumiati, M.Pd.I, Cingambul Majalengka Jawa Barat.

Flyer kebersamaan aku dan mereka dalam edisi awal (before editing)


Semakin teryakinkan apa yang pernah dikatakan oleh founderku, saat dulu kuliah bareng di Pascasarjana beliau bilang ke aku bahwa Robbi Zidny 'Ilman Warzuqny Fahman, merupakan do'a sederhana, simpel namun berbobot.

Robby, Ya Tuhanku. Duhai Pemeliharaku.  Di sini adalah pengakuan jujur bahwa kita hanya makhluk, ciptaan-Nya yang amat sangat membutuhkanNya.  Proses pemeliharaan Allah sebagai Kholiq terhadap kita sebagai makhluk-Nya sungguh sangat amazing. Founder bilang ke aku, coba dweh bayangin saat kita tidur, siapa yang menutupkan kelopak mata kita? saat kita terbangun, siapa yang membukakan kelopak mata kita? apakah orangtua kita? tetangga kita? pacar kita? tanyanya.  heheh.., aku hanya bisa tersenyum saking fahamnya terhadap maksud founder,

DIA itu amat sangat tanggungjawab terhadap peliharaan-Nya.  Bahkan amat pemurah, ngasih apapun yang kita butuhkan. Ya nama-Nya juga Allah, selain Al-Wahhab (suka memberi), Allah pun Ar-Rahmaan (Maha Pemurah, Maha Pengasih). Founder bilang, tidak kebayang gimana repotnya ibu bapak kita jika beban pemeliharaan hanya untuk bukain dan nutupin mata anak-anak saat tidur dan bangun dibebankan kepada kedua orangtuanya.  Maka bersyukurlah karena Allah sangat bertanggungjawab memelihara semua ciptaan-Nya.

Zidny, tambahkanlah padaku.  'Ilman, ilmu.  Setelah kita sadar diri bahwa kita dalam pemeliharaan Allah SWT Yang Maha Rahmaan, maka kira-kira kita mau minta apa nih? mumpung Allah itu Maha Pemurah, enggak tahan harga. 

hehehe.. lagi-lagi aku hanya bisa mengiyakan sambil tak kuat menahan tawa.

gaya penerangan founder emang nancep di hati. Founder bilang bahwa sungguh ironis ketika tiap saat kita bertambah berat badan namun tak minta ke Allah tambahan ilmu.  Padahal, ilmu itu akan sangat mengawal diri kita.  beda banget dengan harta, justru kita yang akan sibuk menjaganya.  Ilmu akan menjaga kita dari kemungkinan-kemungkinan akan datangnya bahaya bagi hidup kita.  Yang kita minta adalah ilmu dari-Nya, bukan dari selain-Nya.  Mohonkan selalu akan tambahan ilmu setiap harinya, karena ujian-ujian dari-Nya semakin hari akan semakin meningkat level kerumitannya. Aneh saja jika masih mengandalkan ilmu yang lama untuk ujian yang baru.  demikianlah founderku menjelaskan.

Warzuqny fahman, rizkikan kepadaku pemahaman yang baik, pemahaman yang selamat, pemahaman yang tidak akan mencelakai hidupku di dunia dan di akhirat.  Founder menjelaskan bahwa hakikat rizki jangan didangkalkan sebatas uang, makanan dan minuman saja.  Pemahaman yang baik, pemahaman yang menyelamatkan hidup kita juga itu merupakan rizki dari-Nya.  Betapa banyak manusia kaya raya, rupawan dan bernasab mulia malah berakhir derita hanya gegara terjebak pada pemahaman yang tidak selamat.  Makanya, kata founder.. kita itu musti rajin-rajin memohon rizki berupa pemahaman yang baik.  jangan sampai sekolah tinggi tapi gagal faham terus terhadap risalah Allah dan Rasul-Nya.

Memang sih. aku fikir-fikir juga ada benarnya apa yang dikata founderku.  kadang manusia sekolah tinggi-tinggi hingga S3, professor doktor pun diraihnya, namun kenakalannya dalam menggugat hukum-hukum Allah dalam al-Qur'an dan Sunnah Nabi saw malah makin menjadi-jadi.  Fonder bilang ini kasus bak kehidupannya Abu Jahal.  Tokoh dengan basis massa yang kuat saat Arab Jahiliyah dulu, tertarik dengan gaya sastranya al-Qur'an yang suka dibaca Nabi SAW, namun enggan mengimani kerasulan Nabi Muhammad SAW.  Hatinya telah tertutupi kedengkian dan ketakutan akan resiko-resiko duniawi.  makanya meski Abu Jahal ahli hukum tetap saja digelar Bapak Kebodohan (Abu Jahal), karena kepintarannya tak mampu menjadikan dirinya cerdas untuk menerima hidayah, petunjuk Allah dan Rasul-Nya.  Abu Jahal tipikal manusia berpendidikan tinggi namun gagal faham terhadap kebenaran dari Tuhan dan Utusan-Nya.


Maa syaa Allah, sungguh sore ini merupakan moment hidup yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.  Aku tidak menyangka, sebegitu cepatnya aku mendapatkan tambahan ilmu tentang cara membuat blog.  Jadi blogger salah satu impian lamaku yang sangat kuidam-idamkan.  Aku tidak muluk-muluk untuk mencari sensasi ataupun jumlah like dan komentar-komentar orang.  Bukan! bukan itu yang kutuju!  Aku mempunya impian sederhana bahwa dengan aku mempunyai blog dan terhubung dengan blog publik semisal SAGUSAPOP atau komunitas KangAsep lainnya, maka aku akan dengan mudah menyalurkan hobby menulisku.

Dalam banyak kesempatan KangAsep pernah bilang bahwa tulislah apapun yang kau dengar! tulis apapun yang kau lihat! dan tulislah apapun yang tengah kau rasakan dan kau fikirkan!  Menulis itu menyehatkan fikiran, mempertajam perasaan, dan cara smart dalam gabung berkontribusi bagi pengembangan dakwah dan pendidikan bagi generasi.  Menebar manfaat bagi ummat, memberi pencerahan hidup bagi sesama.  Iqra'! Bacalah! dan jangan lupa untuk mengikat ilmu dengan menulis.  Ikatlah ilmu dengan tulisanmu!  Demikian motivatorku menggaungkan budaya literasi baca dan tulis.  KangAsep mengatakan bahwa budaya baca tulis adalah budaya para uulul albaab, manusia-manusia pembelajar, insan cendekia.

Sang Founder dari kota kuda yang sudah lama kukenal dan kini menjadi sahabat terbaikku memang memiliki keunikan tersendiri di anta. Awal aku mengenalnya bagiku cukup manis dan indah karena sama-sama memiliki niatan mulia untuk tholabul 'ilmi di bangku Pascasarjana.  IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jawa Barat tahun 2013 merupakan bukti kesejarahan kami.  Metode GILA nya beliau sejujurnya sudah aku tangkap sejak itu.  Betapa enggak GILA coba?  Si Akang mengajakku menuntaskan perkuliahan hingga wisuda hanya satu setengah tahun saja.  GILA, kan!?!  terang saja aku sport jantung dengan motivasi dosis tingginya itu.  

Dari pertama kali berjumpa dengan beliau, entah kenapa aku begitu kagum dengan sosoknya. Betapa tidak, menurutku beliau memiliki kecerdasan sosial di atas rata-rata.  Pandai dan supel dalam bergaul serta bersosialisasi, sehingga sangat disenangi oleh sahabat-sahabat di kampus. Keberadaan beliau di kampus begitu menghangatkan majlis ilmu dengan kehebatan beliau dalam bertutur kata, dalam menyampaikan presentasi materi perkuliahan, dalam berdiskusi bahkan debat yang begitu hebat, logis dan referensial.  Aku merasa adem ketika referesnsinya selalu Qur'an dan hadits.  Hingga pada suatu hari perdebatan heboh pun terjadi, yakni pada saat corak pemikiran Professor Cecep Sumarna Sang Dosen Filsafat diserang dan dipreteli habis-habisan oleh corak pemikiran KangAsep.

Menurut Prof Cecep, bahwa dimana sesungguhnya keadilan Allah ketika Syetan diciptakan-Nya dari api harus disiksa oleh api neraka.  Api ketemu api bukannya malah sahabatan, kagak akan saling menyakiti?  lalu bagaimana dengan takdir manusia yang diciptakan Allah dari tanah, bertubuh lemah, kulit pun akan mudah cedera jika kena api neraka, bukankah sakit yang bertambah-tambah? Adilkah Allah memperlakukan kepada dua makhluk-Nya tersebut?

Spontan KangAsep, memberi sanggahan terhadap pemikiran Sang Professor.  Kata KangAsep, "Prof mohon maaf yaa.. pipi Pak Profesor kan dari kulit.  Bagaimana jadinya ketika mendapat tamparan dari tangan saya yang dari kulit pula? bukankah seharusnya professor tak kan kesakitan? karena kulit ketemu kulit.  Harusnya sahabatan kan?" memerah muka Pak Profesor dengan sanggahan KangAsep yang mencerdaskan fikiran tersebut.

"Ingatlah! ketika muka kita dilempari batu bata yang sama-sama berasal dari tanah tapi malah berasa sakit, itu hakikatnya bukan karena persamaan asal materinya yang membuat kita kesakitan.  Tapi karena energi kinetik yang Allah salurkan kepada lemparan bata saat mendarat ke muka kita.  Begitu pun dengan api neraka saat membakar syethan yang tercipta dari api."  Demikianlah KangAsep memberikan penjelasan yang sangat mencerahkan semua yang hadir di ruang perkuliahan kala itu.

Akhir cerita dari perdebatan menghebohkan itu berujung pada pengakuan jujur Sang Professor bahwa KangAsep masuk kategori mahasiswa beliau yang cerdas dan untuk itu Profesor ikhlas memberi nilai untuk saat sidang tesis KangAsep. Bukan saja Sang Profesor dan aku yang dibuat kagum akan kepiawaian beliau dalam membela agama-Nya dari serangan-serangan pemikiran SPILIS (Sekularisme, Plurasime dan Liberalisme), Neng Yesi sahabatku pun sama mengaguminya.  Bahkan Pak Muslim dari Kemenag Kabupaten Cirebon yang sama-sama kuliah seangkatan kami pun seringkali meminta bantuan pada KangAsep dari serangan pemikiran khas SPILIS saat beliau berdebat.

KangAsep mempertegas pemikirannya kepada kami semua, bahwa sudah kewajiban kita sebagai muslim dan mukmin untuk menjaga gawang jangan sampai ummat kebobolan dari serangan pemikiran-pemikiran yang akan mendangkalkan aqidah, syari'ah serta akhlaq ummat.  Menurut KangAsep, Nabiyulloh Muhammad SAW dijadikan standar dan barometer kebaikan (uswah hasanah) oleh Sang Maha Pencipta Yang Mengetahui baik buruknya pilihan bagi manusia.  Maka, percuma saja jika kita tidak mentauladani kesunnahan Rasul SAW bahkan malah melacurkan pemikiran kepada pemikiran-pemikiran lain di luar syar'i.  "Toleransi itu bukan mengawinkan atau meleburkan keyakinan diri namun menghormati pemikiran dan pilihan hidup oranglain yang mungkin saja berbeda dengan keyakinan kita."  Lebih tegas lagi, KangAsep mengatakan, "tidak ada toleransi dalam hal aqidah dan syari'ah, karena toleransi hanya mencakup bidang-bidang kesosialan atau kemanuisaan saja.  Membangun jembatan, jalan raya, kolaborasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sejenisnya itu  masih diterima. Tidak untuk kerjasama dalam hal aqidah atau ketauhidan.  Itu sudah masuk ranah atau wilayah yang sangat privacy antara diri kita dengan tuhan."  Jelas KangAsep.

Di balik itu semua, sebenarnya KangAsep itu juga memiliki sense of humor yang unik.  Candaan dan kekonyolannya juga yang bisa mengobati dan sekaligus menghilangkan kesedihan sahabat-sahabat lain. Bukan saja diriku, sahabat lainnya juga sering menjadikan KangAsep tempat curhat atas problematika kehidupan.  KangAsep sering meneguhkan jiwa kami bahwa tiap orang memiliki air matanya masing-masing, setiap orang juga punya PR-nya masing-masing.  Jangan pernah risau dengan rizqi dan taqdir.  Yang akan dikasih Allah ke kita tidak akan menjadi milik orang lain, dan yang Allah jatahkan buat oranglain tak akan buat kita.  Senyumin saja hidup ini! nikmati setiap episodeya! Syukur dan Sabar tetaplah menjadi hiasan jiwa.  Demikian KangAsep membangun mental kami.

Keberadaan KangAsep di kampus selalu dinantikan karena selalu menghangatkan segala aktivitas kami di perkuliahan pascasarjana.  Ketidakhadiranya di kampus membuat kami merasa kehilangan akan sosoknya yang begitu luar biasa, inspiratif, berkarakter, membangun mental positif dan tetap happy.

Aku pernah moving cinema bareng beliau dan isterinya.  Aku juga pernah menikmati karaoke bersama beliau sekaligus isterinya.  Selain memiliki kualitas diri yang mumpuni, multitalenta, beliau juga menjadi inspirator bagi jiwa-jiwa yang merasa dhaif dalam berkarya, menjadi motivator bagi jiwa-jiwa yang merasa pesimis dan juga sebagai penguat jiwa-jiwa yang rapuh dalam menjalani ujian-ujian dan cobaan hidup. 

Bukti beliau menjadi inspirator adalah selalu inspiratif menawarkan perspektif yang memberdayakan, menghasilkan energi yang kreatif, beliau bisa melahirkan daya tarik dan spirit perubahan terhadap diri sahabat-sahabat pendidik serta mampu mendesain iklim dan suasana yang juga inspiratif.

KangAsep juga menjadi motivator bagi sahabat-sahabat pendidik yang merasa dhaif dalam menghasilkan karya, beliau selalu mendorong sahabat pendidik dalam rangka merangsang ketersalingan, meningkatkan kegairahan tholabul 'ilmi, memberikan dorongan serta reinforcement untuk membangkitkan kembali gairah dan semangat para pendidik dalam pengembangan kualitas diri yang menghasilkan karya-karya emas yang terlahir dari para pendidik.

Di usianya yang masih dikatakan muda, KangAsep juga mampu menjadi penguat jiwa-jiwa sahabat pendidik yang lemah dan rapuh.  Salah satu penguatan yang masih saya ingat dari KangAsep adalah rasa sakit yang kita alami dalam hidup adalah bagian dari pendewasaan.  Jika kita mengalami hal buruk di masa lalu, maka maafkan serta berdamailah dengan masa lalu, lupakan masa lalu, maafkan diri kita, dan mulailah lagi sekarang untuk menyongsong kisah baru, masa depan yang penuh harapan, keceriaan dan kebahagiaan dengan tetap harus bersabar dan berjuang.  Pilihan selalu ada.  Maka berikhtiar bangkit sebangkit-bangkitnya dari kejatuhan atau dijatuhkan yang sejatuh-jatuhnya adalah pilihan SMART.  Jangan pernah memutus asa ketika Allah Yang Kuasa saja masih memberi hak hidup kepada kita. Manfaatkan kesempatan waktu di sisa usia yang Allah jatahkan.  Fokus pada Quality time bukan sekedar Quantity Time.  Tak penting berapa panjang usia kita, namun sibukan saja dengan amal kebajikan dan dasar iman.

Bagiku beliau adalah sahabat yang senantiasa berharap agar tak memiliki ruang di hatinya untuk menyimpan dendam pada siapapun termasuk kepada siapa saja yang pernah membuatnya sakit.  Beliau memilih untuk memperbanyak aksi GILA nya di sisa usia yang Allah beri.

GILA! Gali Ilmu Lalu Amalkan! demikianlah beliau, aku dan sahabat-sahabat lainnya.  Semoga aksi GILA kita semua tercatat sebagai amal sholih di hadapan-Nya dan jadi pemberat timbangan amal kebajikan kelak.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama