Alarm membangunkanku dipagi ini. Aku tetap bangun meski dapat
dispensasi solat malam, teringat akan petuah Sang Founder SAGUSAPO KangAsep
yang setiap ucapannya penuh makna,. Semalam sudah bisa bikin Blog dan bisa
posting tulisan di Blog maka diminta untuk menulis tiap hari selama sepekan.
Membuka laptop untuk memulai menulis apapun yang terlintas dalam benakku apapun
hasilnya. Menulis, Menulis dan Menulis itu yang selalu menjadi semangat pagi
saya pemula di sahabat SAGUSAPOP.
Dilanjut dengan kajian subuh bersama sahabat Sagusapop yang pada
pagi hari ini di buka dengan motivasi KangAsep. Kata-katanya selalu daging
banget buat kita sang pendengar setianya. Dilanjut lantunan nada ros dari bu
Imas Maswariyah, S.Pd.I Sleman
Yogyajkarta yang suaranya merdu mendayu, dan tafsir ayat yang disampaikan DR
Fenty Inayati, M.Ag., Pejuang Dakwah
Persatuan Islam Garut Jabar. Penjelasan yang sangat mudah dicerna dan begitua
apanjang lebar dijelaskan kata demi kata.
Mengeja huruf yang dipandu Bapak Salim Pengawas PAI SD di Kecamatan
Ungaran Kabupaten Semarang. Satu murid
Banyak Guru kata madam heidy di sesi Iqro ini, semangatnya untuk terus belajar
diusia yang sudah separoh abat memotivasi kita semua untuk terus belajar dan
belajar. Disini aku teringat Firman-Nya, Allah akan meninggikan derajat dari
sebagian yang lain (QS al-An’am ayat 165).
Belum selesai kajian aq sudah bergegas mandi untuk siap-siap
berangkat ke RSUD yang berjarak 15 KM dari rumah untuk menemani gadisku periksa
untuk mendapatkan surat bebas TBC untuk syarat kuliah. Melaju dijalan beraspal
dengan motor beat kesayangan, kesayangan karena kubeli dari sertifikasiku
perdana dan selalu menemaniku menyusuri alam semesta ini.
Seperti biasa sesampainya di RSUD mengantri diloket pendaftaran, karena
sudah antrian dari hari sabtu begitu loket dibuka langsung bisa daftar.
Dilanjut antri di klinik penyakit dalam. Disaat mengantri aku dipanggil seorang
ibu yang duduk kursi depanku berjarak enam deret kursi yang lain. Kuhampiri ibu
yang lagi duduk gelisah itu, setelah aq duduk disebelahnya dia bercerita kalau
sleteng gamis belakangnya ternyata terbelah karena rusah dan tak bisa
diselamatkan. Akhirnya kukenakan jaketku untuk menutupi punggung ibu yang
terbuka. Alhamdulillah pagi ini aq pergi dengan berjaket dan jaketku bisa
menyelamatkan aurat ibu.
Blora, 13 Juli 2021