Tertulis Sagusapop di Perjalanan Takdirku

 

Malam itu tak terpikirkan menjadi awal mula aku berada disini. Di tengah-tengah kumpulan para pecinta kalam-Nya dan tentu para pejuang ikhlas yang mengharapkan ridho illahi. Tak sangka di zaman teknologi sudah berbasis 4.0 ini masih ada hamba-hamba yang memiliki misi mencerdakan dan mengedepankan umat dibanding harta, tahta dan jabatan. Diujung layer zoom itu,sang founder menyapaku untuk pertama kalinya. Masih terlukis jelas dibenakku, beliau berkata, “Silakan perkenalkan diri dari mana dan tahu zoom ini dari siapa?”. Pertanyaan sederhana tetapi sangat berkesan dijiwa. Ketulusan menyambut seperti saudara lama yang baru berjumpa lagi. Itu tak pernah ku rasakan sebelumnya disambut langsung sang founder, luar biasa.

Satu guru satu pola pembiasaan menggelitik rasa penasaranku yang memang tinggi dan menyukai hal baru dan menantang. Pembiasaan apa? kedepannya seperti apa?Apakah aku cocok dengan kanal ini? Apakah sewarna, sevisi misi denganku? Dan beribu pertanyaan muncul bertebaran dibenakku, seketika terhentak dengan suara penuh penekan itu “literasi religi”. Aku tersentuh dan terhayut dalam kata itu. Literasi digital, literasi tulis-baca, pohon literasi, literasi hukum, literasi ekonomi dan lainnya banyak ku tahu sebelumnya. Literasi religi, begitu memikat hati ini.

Dua hari berselang, aku bergabung di group peserta. Salam dan sapa mewarni hari-hari group baruku. Tak menunggu waktu lama, aku bertemu salah satu pendamping penggerak dari daerah asalku. Itu berawal ketika kita saling belajar tukar posisi narasumber, host dan moderator. Latihan itu masih bersifat intern saja. Latihan kita tak kenal waktu. Sepanjang hari hingga malam, sesi satu hingga sesi enam terus bermarathon. Hal itu melatihku betapa berharganya waktu.  Keakraban yang terbangun membuatku nyaman dan betah disana. Apalagi saat seorang sahabat yang tak pernah berjumpa sebelumnya namun terikat karena baju pramuka. Kak Sukadi, begitu aku memanggilnya. Fotoku yang menggunakan baju pramuka telah menyatukan dua insan berbeda usia, jarak, pangkat, jabatan hingga keilmuan hanya satu misi untuk menjadi bagian pengurus sagusapop. Beliau menganggapku adik dan aku pun mengganggap kak senior. Tak menyangka, pandemik ini tak hanya merenggut korban, memisahkan ayah dengan anak, istri dengan suami atau sanak kerabat namun menyatukan yang berserak menjadi kesatuan dan kekuatan baru.

Siang itu, pertama kali aku menjadi narasumber di sagusapop yang dimoderatori kak Sukadi. Suaranya yang berwibawa dan sedikit grogi membuatku bersemangat tampil. Saat itu, aku membawakan materi membuat portofolio digital. Kendala teknis terjadi, kak Sukadi kesulitan menampilkan tayangan dan kami saling membantu. Sebelum tampil kita saling bertukar profil diri, posisi beliau yang guru SMK dengan segudang prestasi,  pembina pramuka tingkat nasional dan diriku yang hanya guru sekolah dasar tidak menjadi jurang perbedaan, namun justru melengkapi dan saling mendukung. Kolaborasi pertama itu sangat berkesan dan hanya ada disini. Tak terasa hari-hariku yang sibuk dengan berbagai aktivitas rutin sebagai guru kelas dan calon guru penggerak tak menghentikan hasrat ini terus mengikuti kegiatan penyeleksian pengurus sagusapop. Meski tersadar bahwa aku bukanlah siapa-siapa dibandingkan peserta lainnya. Hanya ingin terus bertholabu ilmi dengan literasi IT dan religi, keseimbangan itulah hanya berada disini.

Sebulan penuh ku lalui bersama keluarga baru ini. Tak terasa semakin akrab saat menjelang pelantikan. Moment puncak saat pelantikan dengan dinobatkan aku untuk memoderatori narasumber kehormatan dari pejabat pusat hingga tokoh-tokoh penting daerah. Ada bapak KASUBDIT pendidikan agama islam SD kementrian agama RI Jakarta, Ibu kepala seksi PAIS kemenag Kab.Kuninga, bapak ketua POKJAWAS nasional¸ bapak ketua AGPAII nasional. Rundown acara beberapakali direvisi untuk memastikan kelancaran acara tersebut, briefing-briefing internal dilakukan panitia dan petugas dilakukan saat kami merasa H2C namun hal tak terduga sang founder menasehati kami, masih teriang saat ini beliau berkata “ Biasa aja, mereka juga manusia..lakukan seperti biasa yang sering kita lakukan saat latihan”. Sederhana dan terlihat biasa saja tetapi itu sangat berarti bagi mentalku. Pemantapan itu membuat aku bisa merasa biasa dan tenang menghadapi tamu kehormatan besok. Hal teknis terjadi, tetiba aku mendapat WA japri aku diminta meng-handle acara hingga sesi pelatihan ToT karena rekan host sakit perutnya, entah apa yang terjadi pada seniorku itu diacara sepenting ini. Berkat pemantapan mental dari sang founder, aku merasa tenang menghadapi situasi tak terduga itu.

Moment bersejarah kedua yakni saat bergabungnya seorang sahabat bernama Madam Heddy. Tak terduga beliau pernah segroup denganku di IGI Kab. Bekasi. Karakternya yang lugas, terbuka dan ceplas-ceplosnya membuat dirinya mudah diterima dan bergelar primadona sagusapop serta mengantarkan duduk di ketua III bidang literasi. Semangat yang membara dalam menuntut ilmu dan pengembangan diri tak diragukan lagi. Program brilliant yang menggemparkan jagat literasi sagusapop saat beliau berinisiatif dengan program go blog-nya. Tak berhenti sampai disitu, inovasi program ini diwujudkan dalam go book yaitu sebuah kumpulan tulisan sahabat sagusapop selama empat sesi pertemuan daring sebulan penuh ini menjadi suatu maha karya buku antologi perdana sagusapop. Kontribusi beliau dalam pemukhtahiran program go blog go book menghadirkan berbagai pakar ahli serta narasumber dari berbagai kalangan yang telah melalang buana di jagat perbukuan dan blog.

Malam Ahad itu, dua kali aku mendampingi narasumber hebat seorang blogger nasional dan youtuber. Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. nama lengkap pemateri hebat dengan segudang prestasi yang membanggakan. Wajah tampan rupawan dan kerenyahan suaranya dalam memaparkan materi dengan tenang berwibawa membius para peserta yang hadir. Waktu terasa berjalan begitu cepat membuat malam semakin meranjak gelap. Kegiatan malam literasi IT itu diikuti sahabat sagusapop dari Sabang hingga Marauke yang memiliki perbedaan waktu yang sangat signifikan. Hampir dua jam lebih semua terbius antusias mengenai pernak-pernik blog dan segala fiturnya. Suasana mengalir tenang menghanyutkan, semangat semua sahabat tak lekang tergores waktu. Pukul menunjukkan hampir sepuluh malam waktu Indonesia barat, bisa dibayangkan hampir tengah malam bagi sahabat di wilayah timur. Terukir kenangan indah bersama sahabat-sahabat sagusapop. Semua pasti merasakan kenyamanan seperti aku rasakan. Kekuatan cinta ilmu, dorongan ingin GILA (gali ilmu lalu amalkan)  bersama membuat yang hadir saat itu seperti berada dalam naunganNya.

Begitulah kehendakNya membawaku, mengantarkan ketengah-tengah keluarga besar ini. Ternyata tertulis sagusapop di perjalanan takdirku. Tak pernah kubayangkan sebelumnya, mati satu tumbuh seribu. Betapa hebatnya rancangan sang khalik untuk memberi petunjuk hamba-hamba pejuang ilmu. Tak pandang bagaimana wujud, latar belakang, usia, suku, golongan hingga pilihan warna organisasi, semua bisa berkumpul dan bersatu dalam naungan bernama SAGUSAPOP. Salam dan bahagia.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BIODATA PENULIS


Nur Hikmah Wijaya, S.Pd. lahir di Bekasi 11 Mei 1984. Lulusan terbaik fakultas ilmu pendidikan “Cumlaude”  UNJ tahun  2008. Pendiri Komunitas Taman Hikmah, local guide, influencer crowdsource google,penulis, guru penggerak Angkatan 1, entrepenuer women dan guru SD. Unit kerja SDN Mangunjaya 06 Bekasi. No. Hp. 0812-820-5883.

Email hikmahsnowhite@gmail.com,

Blog:https://hikmahsastropamungkasgurusd.blogspot.com/

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama